Lenteraharapan.online – Jakarta, Paduan suara salah satu unsur musik gereja dan merupakan musik vokal, kehadirannya di dalam ibadah bukan hanya semata-mata untuk mempersembahkan lagu puji-pujian, namun lebih dari itu, paduan suara sesungguhnya mempunyai fungsi primer yaitu menolong jemaat menyanyi dan menolong jemaat juga untuk memahami fungsi setiap nyanyian pada setiap rumpun tata ibadah.

Mengapa Nyanyian itu begitu penting untuk kita ? Karena Kita bernyanyi untuk Tuhan, sebab Nyanyian adalah  ungkapan Lubuk Hati Orang Percaya yang membumbung keatas kehadapan Hadirat Tuhan.  Sama hal nya dengan Doa, Nyanyian juga adalah  sebuah Misteri hubungan antara Manusia degan Tuhan Allah dan Kita tidak mengerti mengapa Manusia boleh bernyanyi bagi Tuhan ?  Tetapi buktinya Kita boleh, itu sebabnya Kita ber- Nyanyi.

Gereja yang  tidak bernyanyi bukanlah Gereja ” tulis KARL BARTH seorang Teolog besar di abad ke 20, tetapi tentunya bukan asal ber- Nyanyi melainkan ber- Nyanyi dgn Baik dan Benar.

Paduan suara gereja yang  disebut choir dalam bahasa Inggris dan koor dalam bahasa Belanda di Alkitab tercatat bahwa Tuhan Yesus ber-Nyanyi ( Matius 26:30 ), ada kemungkinan Nyanyian itu berasal dari Mazmur 114-118 karena terjadi pada Perjamuan Paskah. 

Tradisi Gereja yang ber-Nyanyi  ini adalah  kelanjutan dari tradisi Agama Yahudi yang memberi tempat penting bagi ber-Nyanyi dalam Ibadah di bait Allah ( Tradisi ini bisa dilihat di Kitab Nyanyian Mazmur ).

Kemudian dalam perjalanannya, Murid-murid Tuhan Yesus mulai mengadakan kebaktian yang makin terpisah dari Ibadah Agama Yahudi, namun kebiasaan ber-Nyanyi ini tetap dilanjutkan ( Kolose 3:16 ), ayat dalam Kitab Kolose ini mau memperlihatkan bahwa Nyanyian mempunyai  fungsi Didaktis (Pengajaran ) dalam menanamkan Firman Kristus dan untuk lengkapnya bahwa dari awalnya, Gereja memandang Nyanyian sebagai sarana Belajar dan Mengajar tentang Kristus ( Efesus 5: 18-19 ).

Siapa yg disuruh ber-Nyanyi oleh kedua ayat itu ?  Jelas, semua warga Gereja.  Jadi Gereja adalah Umat yang ber-Nyanyi, sebab dengan ber-Nyanyi ia saling Belajar dan Mengajar tentang Iman dlm Kristus.

Ber- Nyanyi adalah Hakikat Gereja.

 Dengan prinsip ini, Kita melihat bahwa segala sesuatu yang bersangkutan dengn Musik Gereja mempunyai Peran dan Fungsi Hakiki sebagai pengampu yang memampukan Umat / Jemaat ber-Nyanyi.

Jadi jika Paduan Suara / Koor ber-Nyanyi maka Peran dan Fungsi Hakikinya sebenarnya memampukan Umat ber-Nyanyi, dan ini bukan sama sekali bukan berarti bahwa setelah Paduan Suara / Koor itu ber-Nyanyi maka Umat harus menyanyikan lagu yang sama tetapi yang dimaksud adalah bahwa tugas Paduan Suara / Koor bukanlah sekedar menghibur Umat melainkan memberi Contoh, Topangan, dan Dorongan kepada Umat untuk dapat ber-Nyanyi dengan  Baik dan Benar.

Paduan Suara Pranagita merupakan salah satu dan berbagai paduan suara yang ada di GKJ Jakarta. Pranagita yang terbentuk pada 14 Februari 2016 lahir dari kerinduan beberapa orang yang ingin secara sungguh-sungguh dan serius berperan dalam pelayanan gerejawi melalui Paduan Suara.

Nama “PRANAGITA” merupakan pemberian dari Pdt. Em. Dr. Kadarmanto Hardjowasito, Th.M., PRANA bermakna energi kehidupan (life force) yang menyatu dengan jiwa dan GITA berarti madah, pujian atau nyanyian. Pranagita mempunyai makna “berpadunya nyanyian pujian yang mengalir dari jiwa” Doa dan harapan yang menyatu dari nama Pranagita adalah agar setiap pribadi yang menyediakan dirinya menjadi bagian dalam Paduan Suara ini semoga diberkati dengan keindahan suara dari jiwa yang rindu memuji kebesaran nama Tuhan.

Tahun 2024 ini Pranagita telah genap berusia sewindu pada 14 Februari 2024. Pengucapan syukur sewindu Paduan Suara Pranagita diselenggarakan pada bulan Oktober, bertepatan dengan Bulan Keluarga dan Bulan Reformasi Gereja Paduan Suara Pranagita mensyukuri besarnya dukungan keluarga dan tumbuhnya rasa ikatan kekeluargaan yang mempersatukan pelayanan mereka. Yang tak kalah penting, roh reformasi gereja yakni Sola Fide, Sola Gratia dan Sola Scriptura, kiranya menjadi pilar semangat untuk terus-menerus memperbaharui jiwa dan pelayanan kami.

Bambang Tugianto Ketua Panitia SEWINDU PADUAN SUARA PRANAGITA dalam sambutannya mengatakan,” Menyambut berkat Tuhan genap sewindu usia Paduan Suara Pranagita, kami menyelenggarakan madah syukur pada hari ini. Meskipun sebenarnya terbentuk pada bulan Februari, Pengucapan Syukur Sewindu Paduan Suara Pranagita kami selenggarakan pada bulan Oktober bertepatan dengan penghayatan Bulan Keluarga di lingkungan Sinode GKJ. Hal ini menjadi momen untuk kembali mensyukuri besar- nya dukungan keluarga dan rasa kekeluargaan yang makin menyatukan pelayanan kami, dan  Kehadiran Bapak/Ibu/saudara dan handai taulan pada hari ini tentu merupakan kehormatan besar bagi kami dan semakin menghangatkan kebahagiaan kami.” Ungkapnya.

Bambang melanjutkan,” Mewakili Panitia, kami sampaikan terima kasih yang mendalam kepada yang terkasih Louis Betrand dan Paduan Suara Anak Colibri untuk partisipasinya di acara Sewindu Paduan Suara Pranagita sehingga menjadi lebih semarak dan penuh sukacita Juga kepada Majelis GKJ Jakarta, para donatur, keluarga besar anggota Pranagita dan semua yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini. Sama seperti indahnya pujian merupakan paduan berbagai nada, demikian juga dukungan berbagai pihak merupakan harmoni keindahan berkat yang patut kita syukuri bersama. Dan pada kesempatan ini, kami juga menyampaikan rasa terima kasih kami kepada Pdt. Em. Dr. Kadarmanto Hardjowasito, Th.M. yang dengan wangsitnya memberikan nama Pranagita yang mengandung makna “berpadunya nyanyian pujian yang mengalir dari jiwa”. Doakan agar kami para anggota Paduan Suara Pranagita mampu memuji dengan tulus bagi kemuliaan TUHAN,” Tambahnya.

Dalam  sambutannya Ketua Panitia Sewindu Pranagita mengatakan,” Terima kasih yang mendalam juga kepada Ibu Endang W Hoyaranda yang terus mendukung kami dalam suka duka perjalanan kami sebagai paduan suara. Terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada yang kami kasihi Mbak Itasari Atitungga sebagai Koordinator Paduan Suara Pranagita yang telah mendedikasikan yang terbaik sampai saat ini sehingga Paduan Suara Pranagita dapat sampai di titik ini untuk kemuliaan nama TUHAN.”Lanjut Bambang.

Diakhir sambutannya Bambang Tugianto mengatakan,” Rasa terima kasih yang terdalam juga hendak karni haturkan kepada semua pihak yang telah mensupport Paduan Suara Pranagita dari awal sampai saat ini. Meskipun tidak dapat kami sebut satu persatu, tetapi kiranya berkat kasih Tuhan seriantiasa beserta dengan ibu bapak sekalian, sebagaimana Tuhan menuntun Paduan Suara Pranagita sampai usianya yang ke-8 ini. Kami juga memohon maaf sekiranya di dalam acara ini terdapat kekurangan dan kesalahan, dan kami berharap semoga kesaksian pujian Paduan Suara Pranagita berkenan bagi ibu bapak sekalian, terlebih lagi bagi kemuliaan nama Tuhan.Selamat Ulang Tahun Paduan Suara Pranagita, semakin semangat untuk memuji dan memuliakan sang Khalik Semesta! Tuhan Yesus memberkati kita semua. Terima kasih.” Tutupnya.

Dalam booklet Sewindu Pranagita  Choir yang diterbitkan panitia  disebutkan bahwa Sewindu Paduan Suara Pranagita menjadi momentum bagi Pranagita  untuk mensyukuri banyaknya berkat penyertaan Tuhan dan kesempatan bagi panitia untuk berterima kasih kepada:

1. Majelis Gereja, Ministerium, serta semua organisasi yang berada di GKJ Jakarta.

2 Segenap keluarga anggota Paduan Suara Pranagita yang senantiasa mendukung, mendoakan dan mengijinkan kami berlatih dan melayani.

3. Seluruh warga jemaat GKJ Jakarta

Kami juga ingin mengenang kebaikan-kebaikan TUHAN melalui almarhum Om Santo Hoyaranda, Mas Nyoto, Mbak Cici dan Sarce yang semasa hidupnya menjadi bagian penting dari pelayanan Pranagita.

Acara Pengucapan Syukur Sewindu Paduan Suara Pranagita  yang di gelar Gereja Kristen Jawa Jakarta (GKJ Jakarta) pada hari Sabtu, 26 Oktober 2024 pada pukul 15.00 – 19.00 WIB didukung oleh Paduan Suara Kolibri dan  Louis Bertrand,

Paduan Suara Pranagita terdiri dari : Inez Latumaerissa (pelatih),  Vicky Andreani (pianis), Debora Christina, Dianita Christiani Renanintyas, Evi Dhamayanti, Imba Purwandari,  Jennie Pentahatining Suci,  Melati Indah Putri Hermadi, Rahajeng Larasah, Sheni Nugraheni Pristiwawati, Theresia Herawati,  Yeni Irawati  sebagai penyanyi sopran,  sedangkan untuk Para Penyanyi tenor antara lain Christian Benvenuto Latumaerissa,  Gunawan, Lilik Martanto,  Sartono. Sementara untuk Penyanyi Bas yaitu Anton Widianto, Bambang Tugianto, Japang  Sajanarko, Mulyo Prihantono,  Raden Hendra Kurnianto, Winfried Ichtussend dan Penyanyi Alto yaitu  Anggi Endiasta, Eka Prihastyani,  Itasari Atitungga, Kristin Wahjuni, dan  Wiwiek Kusumastuti

Acara dibuka dengan Pembukaan dilanjutkan Nyanyian Pembuka dan Doa, serta Renungan Singkat oleh Pdt Ir Yoel M Indrasmoro.

Selanjutnya dilakukan acara tiup lilin dan pemotongan kue  sewindu Pranagita. Dan penayangan Video Ucapan Selamat Ulang Tahun ke 8 dari Pdt. Em. Dr. Kadarmanto Hardjowasito, Th.M. dan Ibu Endang Hoyaranda,lalu Paduan Suara Anak Burung Kolibri, Paduan Suara Pranagita (sesi 1) lanjut dengan  penampilan dari Louis Bertrand.

Usai pengumpulan persembahan, Paduan Suara Pranagita kembali menampilkan tiga lagu yaitu Hai Bangkit Bagi Yesus, Bridge Over the Trouble Water, Live in praise of the Lord lalu ditampilkan slide foto dengan judul As a Family we will serve Him. Acara diakhiri dengan pemberian buket bunga, Doa penutup oleh Pdt. Eunike Trikayasuddhi  dan sesi foto bersama serta Jamuan Kasih. (Red.)